Selasa, 18 Oktober 2011

Laba rugi

Banyak orang yang menjalankan bisnis tanpa pengetahuan akuntansi yang memadai. Yang mereka lakukan adalah membeli, memproduksi, menjual, membayar hutang, menerima pembayaran. Melakukan semua yang harus dilakukan agar dapat menjual sebanyak mungkin dan uang dapat berputar.Tentang keuangan, yang paling maksimal dilakukan adalah menghitung dan mencatat uang masuk dan uang keluar.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan itu.

Karena orang melakukan bisnis dengan alasannya masing-masing. Mungkin karena sekedar hobi untuk menyenangkan hati, mungkin untuk mengisi waktu luang daripada menganggur, mungkin supaya lebih banyak relasi untuk sosialisasi, mungkin meneruskan bisnis warisan orang tua. Semua alasan itu sah-sah saja.

Tapi bila alasan bisnis adalah mencari keuntungan, maka sangat penting untuk bisa menghitung berapa keuntungan yang sebenarnya; karena uang keluar dan uang masuk saja, belum mencerminkan tingkat keuntungan.

Uang keluar tidak serta merta menunjukkan biaya; karena bisa jadi itu berupa pengeluaran investasi, uang muka pembelian, biaya dibayar di muka, atau penggunaan uang untuk kepentingan pribadi (prive). Itu semua tidak boleh dicatat sebagai biaya; tetapi sebagai harta atau pengurang modal. Sementara uang masuk juga belum tentu penghasilan; bisa jadi itu merupakan titipan dari supplier, reimbursement dari asuransi, dan lain-lain yang diklasifikasikan di bawah hutang. Harus juga diperhitungkan transaksi akuntansi yang tidak terkait secara langsung dengan pengeluaran kas tetapi harus dicatat sebagai biaya, contohnya: provisi, depresiasi dan amortisasi. Biaya-biaya yang "tidak terlihat" di daftar kas keluar itu harus dibuatkan daftar tersendiri supaya diperoleh nilai biaya yang akurat untuk menghitung untung/rugi.

Rumus untung/rugi itu sederhana, yaitu = penjualan - biaya.

Yang membuat agak ribet adalah pengakuan penjualan dan jenis biayanya; yaitu klasifikasi penghasilan dan biaya, kapan pengakuannya dan berapa nilainya. Ini terkait dengan prinsip matching dan konsep periode akuntansi.

Bagi orang awam, hal ini mungkin dianggap susah, njlimet, tetapi mau tidak mau harus dilakukan bila ingin mengetahui tingkat keuntungan yang sesungguhnya. Karena tujuan bisnis adalah keuntungan, maka mengetahui berapa keuntungan yang sebenarnya adalah hal yang sangat penting.

Bila tidak ingin berpikir njlimet, maka carilah konsultan pembukuan/akuntansi untuk membuat sistem pelaporan keuangan yang baik; dan bila perlu sekaligus membuat laporannya. Atau yang lebih praktis lagi yaitu konsultan untuk menilai kewajaran dan kelayakan laporan kuangan yang sudah dibuat oleh staf bisnis kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar