Kamis, 04 Juli 2013

Opportunity cost

Pepatah menyatakan bahwa banyak jalan menuju Roma. Artinya untuk satu tujuan, ada berbagai cara untuk mencapainya.

Hidup adalah tentang pilihan.
Kita menjadi siapa kita hari ini adalah hasil dari pilihan-pilihan yang kita ambil di masa lalu.

Dalam bisnis, keterampilan untuk memilih menentukan kesuksesan atau kebangkrutan.
Ketika memilih karyawan, apakah didasarkan pada suka tidak suka, atau menggunakan pertimbangan profesional.
Ketika ada peluang bisnis, apakah akan diambil atau diabaikan.
Ketika transaksi dengan customer apakah memberikan limit kredit tinggi dan jangka waktu panjang, atau harus bayar cash.
Ketika mengurusi administrasi bisnis apakah akan merekrut staf sendiri atau menyewa konsultan.
Opportunity cost adalah hilangnya potensi keuntungan dari alternatif yang lain ketika satu pilihan telah diambil.










Selasa, 02 April 2013

Money laundering

Money laundering (pencucian uang) adalah proses menyembunyikan sumber dari uang yang diperoleh secara melanggar hukum; sehingga seakan-akan uang tersebut halal.

Pencucian dilakukan agar pemilik tidak bisa dikaitkan dengan pelanggaran hukum dalam menghasilkan uang tersebut; dan agar uang tersebut bisa dipakai untuk transaksi yang legal.

Metode money laundering biasanya dilakukan dalam 3 langkah:
  1. penempatan cash ke dalam sistem keuangan (placement)
  2. melakukan transaksi keuangan yang ribet dan rumit untuk menyamarkan sumber uang (layering)
  3. menggabungkan uang haram ke harta halal dan mengakui semuanya sebagai harta yang sah secara hukum (integration).
Makin berkembangnya teknologi informasi dan produk-produk keuangan menyebabkan proses money laundering makin mudah dilakukan dan makin susah dilacak.

Beberapa cara melakukan money laundering adalah:
  • structuring deposits atau smurfing: memecah uang haram yang nilainya besar untuk disetorkan ke bank dalam nilai yang lebih kecil ke satu atau beberapa rekening. Nilai yang kecil membuat resiko ketahuan atas transaksi penyetoran tersebut lebih kecil juga.
  • menukar mata uang di money changer.
  • menyimpan uang di lembaga keuangan non bank, yang pengawasannya lebih minim, seperti koperasi simpan pinjam.
  • menyimpan uang di bank luar negeri yang menjamin kerahasiaan nasabahnya, kemudian memasukkannya ke dalam negeri lagi sebagai investasi asing.
  • menginvestasikan uang di bisnis yang sah.
  • Shell companies: mendirikan perusahaan fiktif dengan dokumen-dokumen pendukung yang dimanipulasi sehingga seakan-akan uang yang sebenarnya haram menjadi hasil dari penjualan barang/jasa. Biasanya jenis perusahaan fiktif adalah perusahaan jasa, karena relatif lebih mudah untuk dimanipulasi.

Reference:
http://en.wikipedia.org/wiki/Money_laundering
http://www.howstuffworks.com/money-laundering.htm

Senin, 18 Maret 2013

Pencatatan selisih kurs mata uang asing (forex gain / loss)

Dalam dunia bisnis lazim digunakan lebih dari 1 mata uang; terutama pada perusahaan yang terkait dengan produk impor/ekspor. Secara pembukuan, perusahaan harus menentukan satu mata uang yang menjadi dasar pencatatan laporan keuangannya.

Sebagian besar perusahaan di Indonesia menggunakan dasar mata uang rupiah untuk pembuatan laporan keuangan. Penggunaan dasar mata uang dollar amerika (USD) diperbolehkan, asalkan memenuhi kriteria tertentu.

Selisih kurs terjadi karena:
  • Perbedaan kurs antara saat pencatatan biaya/penghasilan dengan kurs pada saat realisasi pembayaran/penerimaan kasnya. Biasanya perusahaan membeli/menjual dengan payment term beberapa hari/minggu/bulan, sementara kurs selalu berfluktuasi dari waktu ke waktu sehingga selisih kurs tidak terhindarkan.
  • Perbedaan antara kurs internal dengan kurs transaksi.. Kurs internal ditentukan kebijakan perusahaan. Ada yang meng-update kurs secara harian, mingguan, dan bulanan. Nilai kurs internal sendiri ada yang menggunakan kurs tengah akhir bulan sebelumnya, ada juga menggunakan rata-rata kurs sebulan terakhir.Sementara kurs transaksi bisa berupa hasil dengan supplier/customer, atau kurs pajak.
Selisih kurs bisa untung (forex* gain) atau rugi (forex loss).



Beberapa aturan umum terkait forex adalah:
- pencatatan transaksi mata uang asing dinilai dalam mata uang pencatatan menggunakan kurs pada tanggal transaksi.
- setiap saldo harta dan kewajiban yang bersifat uang (monetary assets & monetary liabilities) harus dinilai ulang pada tanggal Neraca menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal Neraca.





* forex =  foreign exchange

Selasa, 12 Februari 2013

Beberapa logika laporan keuangan

Bila ada dua laporan keuangan yang periodenya berurutan, maka kita bisa menganalisa kewajarannya dengan melihat pergerakan di Neraca dan nilai terkait yang ada di Laporan Laba Rugi. Kalau pergerakannya nyambung (tied up) maka kedua laporan keuangan tersebut bisa jadi benar.

Rumus dasar setiap pergerakan adalah sederhana, yaitu:
saldo awal + penambahan = pengurangan + saldo akhir

atau bisa juga dinyatakan sebagai berikut:
saldo awal + penambahan - pengurangan = saldo akhir

Dua jenis analisa pergerakan yang sering dipakai, yaitu:
a. analisa pergerakan piutang.
b. analisa pergerakan persediaan (inventory/stock)

Analisa pergerakan piutang
Piutang awal + Penjualan = Penerimaan cash dari customers + Piutang akhir.

Analisa pergerakan persediaan
Persediaan awal + Pembelian = HPP + Persediaan akhir
Persediaan awal + Pembelian = Barang Tersedia untuk dijual

Karena persediaan awal dan akhir biasanya sudah diketahui dengan melakukan stock opname / stocktaking, maka yang dihitung adalah HPP (harga pokok penjualan).
Dengan menggunakan dua persamaan di atas, diperoleh rumus mengitung HPP, yaitu:

Barang Tersedia untuk dijual - Persediaan akhir = HPP

Tied up
Untuk setiap angka di Neraca (Balance Sheet), saldo awal harus = saldo akhir dari periode sebelumnya.
Setiap angka di Neraca Saldo (Trial balance) harus = total rincian transaksinya.

Apple to apple
Dua laporan keuangan bisa dibandingkan dan menghasilkan kesimpulan bahwa salah satu laporan menunjukkan kinerja keuangan yang lebih baik daripada yang satunya, hanya jika dua laporan tersebut dibuat menggunakan dasar, asumsi, klasifikasi dan metode penyajian yang sama. Di sini berlaku prinsip kesebandingan (apple to apple).
Dengan kata lain, bila ada dua laporan yang berbeda (laporan perusahaan yang sama tapi beda periode, atau laporan perusahaan yang berbeda tapi periodenya sama) maka salah satunya harus disesuaikan dulu agar keduanya bisa dibandingkan.