Selasa, 12 Februari 2013

Beberapa logika laporan keuangan

Bila ada dua laporan keuangan yang periodenya berurutan, maka kita bisa menganalisa kewajarannya dengan melihat pergerakan di Neraca dan nilai terkait yang ada di Laporan Laba Rugi. Kalau pergerakannya nyambung (tied up) maka kedua laporan keuangan tersebut bisa jadi benar.

Rumus dasar setiap pergerakan adalah sederhana, yaitu:
saldo awal + penambahan = pengurangan + saldo akhir

atau bisa juga dinyatakan sebagai berikut:
saldo awal + penambahan - pengurangan = saldo akhir

Dua jenis analisa pergerakan yang sering dipakai, yaitu:
a. analisa pergerakan piutang.
b. analisa pergerakan persediaan (inventory/stock)

Analisa pergerakan piutang
Piutang awal + Penjualan = Penerimaan cash dari customers + Piutang akhir.

Analisa pergerakan persediaan
Persediaan awal + Pembelian = HPP + Persediaan akhir
Persediaan awal + Pembelian = Barang Tersedia untuk dijual

Karena persediaan awal dan akhir biasanya sudah diketahui dengan melakukan stock opname / stocktaking, maka yang dihitung adalah HPP (harga pokok penjualan).
Dengan menggunakan dua persamaan di atas, diperoleh rumus mengitung HPP, yaitu:

Barang Tersedia untuk dijual - Persediaan akhir = HPP

Tied up
Untuk setiap angka di Neraca (Balance Sheet), saldo awal harus = saldo akhir dari periode sebelumnya.
Setiap angka di Neraca Saldo (Trial balance) harus = total rincian transaksinya.

Apple to apple
Dua laporan keuangan bisa dibandingkan dan menghasilkan kesimpulan bahwa salah satu laporan menunjukkan kinerja keuangan yang lebih baik daripada yang satunya, hanya jika dua laporan tersebut dibuat menggunakan dasar, asumsi, klasifikasi dan metode penyajian yang sama. Di sini berlaku prinsip kesebandingan (apple to apple).
Dengan kata lain, bila ada dua laporan yang berbeda (laporan perusahaan yang sama tapi beda periode, atau laporan perusahaan yang berbeda tapi periodenya sama) maka salah satunya harus disesuaikan dulu agar keduanya bisa dibandingkan.