Senin, 19 Desember 2011

Rasio perputaran persediaan

Rasio perputaran persediaan (inventory turnover atau stock turnover) adalah ukuran seberapa sering persediaan barang dagang terjual dalam waktu satu periode. Periode dapat dalam masa tahunan ataupun bulanan.

Rumus untuk menghitung perputaran persediaan adalah harga pokok barang yang terjual dalam waktu satu tahun dibagi dengan rata-rata nilai persediaan barang dagang.

Untuk mendapatkan nilai persediaan yang lebih objektif, maka dihitung nilai rata-ratanya, yaitu dengan menambahkan persediaan tahun ini dengan persediaan tahun sebelumnya, kemudian dibagi 2.

Semakin besar angka perputaran persediaan semakin bagus; karena berarti perusahaan efisien dalam penyediaan persediaannya. Atau dengan kata lain semakin pendek waktu barang untuk "ngendon" di gudang/toko, sehingga biaya penyimpanan barang makin murah.

Contoh:Perusahaan kecap "Angsa" mencatat penjualan tahun 2011 sebesar 300 juta rupiah.
Harga pokok atas barang yang terjual sebesar 210 juta rupiah.
Nilai persediaan pada akhir tahun 2011 sebesar 8 juta rupiah; sementara pada akhir 2010 sebesar 12 juta rupiah.


Maka perputaran persediaan dihitung sebagai berikut
  = harga pokok barang terjual / ((persediaan 2011 + persediaan 2010) / 2)
  = 210 juta / ((8 juta+12 juta)/2)
  = 210 juta / (20 juta / 2)
  = 210 juta / 10 juta
  = 21


Nilai 21 tersebut berarti dalam waktu satu tahun rata-rata terjadi 21 kali persediaan barang dagang perusahaan kecap "Angsa" terjual.

Dari rasio perputaran persediaan kita kemudian dapat menghitung berapa lama waktu rata-rata dari produk dibeli sampai dengan terjual. Rumusnya adalah jumlah hari dalam setahun dibagi dengan nilai perputaran persediaan.

Pada perusahaan kecap "Angsa" di atas, jumlah hari sampai produk terjual dihitung sebagai berikut:
   = jumlah hari setahun / perputaran persediaan
   = 365 hari / 21
   = 17,38 hari


Kemudian apakah nilai 21 (perputaran persediaan) atau 17,38 (hari sampai barang terjual) menunjukkan nilai yang bagus? Jawabannya adalah: relatif.

Karena rasio terlihat bagus atau jelek hanya setelah dibandingkan dengan rasio dari perusahaan yang sejenis, atau dibandingkan dengan rasio periode sebelum/sesudahnya. Yang jelas, perusahaan atau periode dengan rasio perputaran lebih tinggi (= hari sampai barang terjual lebih kecil) itulah yang lebih baik.